Sabtu, 10 Maret 2012

hakekat manusia


hakekat manusia

Manusia merupakan mahkluk monodualistis antara jiwa dan raga tidak dapat dipisahkan serta manusia juga merupakan mahkluk yang rasional dan juga irasional. Hakekat manusia itu adalah tercipta sebagai Makhluk, produk dari Allah. Setiap apa yang diciptakan oleh penciptanya haruslah tunduk dan taat kepada aturan yang ditetapkan oleh pembuatnya. Karena manusia adalah produk Allah maka fitrah yang harus ditaati adalah tunduk patuh dan taat terhadap setiap apa-apa yang diperintahkan dan menghindari setiap apa yang dilarang. Ada dua aliran yang memberikan pendapat, diantaranya , Aliran monoisme yaitu Aliran ini menganggap bahwa seluruh semesta termasuk manusia hanya terdiri dari satu zat. Aliran ini dibagi menjadi dua yaitu aliran materialism (Realitas yang sebenarnya adalah materi (benda)) dan aliran idealism (Realitas yang sebenarnya adalah ide (rohani)). Aliran kedua yaitu Aliran dualism dimana aliran ini menganggap bahwa realitas semesta merupakan perpaduan antara zat hidup dan zat mati. Sedangkan Manusia merupakan sintesis antara jasmani dan rohani.

Secara materialism manusia dikatakan sebagai kumpulan dari organ tubuh , zat kimia, dan unsure biologis yang semuanya itu terdiri dari zat dan materi. Manusia  adalah  benda-benda yang bernama kepala, badan, tangan dan kaki. Benda-benda tersebut terkait satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan. Dalam sejarahnya manusia memeng bergantung pada badank makanan dan minuman misalnya. Memang ,jika kita barupertama kali mampu menggunakan pikiran, maka yang benar adalah yang bias di indra. Yang benar adalh sesuatu yang biasa di lihat, di dengar (suara), di cium (bau), di raba dan di kecap.di luar yang bias di indra adalh sebuah kepalsuan. Sesuatu yang hakekat adalah sesuatu yang bias di indra, yaitu materi.
 Manusia pada dasarnya memiliki brbagai kecerdasan yang telah diberikan oleh Sang Pencipta yaitu keceerdasan yang beraneka ragam seperti kecerdasan intelektual, keceerdasan emosi, kecerdasan spiritual dan sebagainya. Dengan IQ, manusia mampu menyatakan benar dan salah berdasarkan inteletual. Kita mampu menghitung, membuat konstruksi bangunan, menyusun program, dan sebagainya. Dengan EQ, manusia mampu mengendalikan amarah, memiliki rasa iba, kasih sayang, tanggung jawab, kerja sama, dan kesenian (estetika). Dengan adanya ini muncul sikap sabar, lemah lembut, ataupun sebaliknya. Dengan SQ, manusia membedakan mana yang baik dan yang buruk. Potensi ini sangat terkait dengan etika atau nilai-nilai moral, baik dan buruk, serta nilai-nilai keagamaanSelain daripada itu manusia dikatakan sebagai makhluk sosial , dimana sejak awal mereka berkembang dan hidup didalam lingkungan sosial dan sejarah.Manusia dilahirkan dengan dorongan-dorongan biologis yang harus diarahkan ulang untuk membuatnya hidup di dalam masyarakat. Adapun manusia memiliki cirri-ciri sebagai berikut  : Organ tubuhnya kompleks dan sangat khusus, terutama otaknya, mengadakan metabolisme atau pertukaran zat, (ada yang masuk dan keluar), memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari dalam dan luas, memiliki potensi untuk berkembang biake.Tumbuh dan bergerak, berinteraksi dengan lingkungannnya, sampai pada saatnya mengalami kematiian.
            Selanjutnya manusia pada dasarnya juga memiliki beberapa dimensi kemanusiaan sebagai sosok makhluk, diantaranya :
·         Dimensi individual, sebagai mahkluk individu, manusia bersifat unik dan khas karena tidak ada manusia yang sama persis. Walaupun ada yang mirip, belum tentu sifatnya sama.
·          Dimensi religious, sebagai mahkluk religius, manusia mengakui adanya kekuatan lain di luar diri manusia yang sifatnya supranatural, yang secara umum disebut Tuhan.
·          Dimensi kesosialan, sebagai mahkluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
·         Dimensi kesusilaan,   sebagai mahkluk susila, manusia akan memunculkan suatu nilai untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk dalam hubungannya dengan manusia yang lainnya.
Hakekat manusia di dalamnya mengenai perkembangan asal-usul manusia dan beberapa teori pembentukan tata surya dimana beberapa paham  perkembangan menyebutkan hubungan antara manusia dengan alam seperti fisik determinisme dan posibilisme. Hakikat Manusia,terdiri atas dua bagian, yaitu tentang Kesadaran Diri dan Kesadaran Universal. Kesadaran diri didalam filsafat kontemporer secara hakiki terpusat pada pribadi manusia. Boleh jadi, tanpa situasi historis kita tidak bisa memahami apa dan esensi diri yang sebenarnya. Al Qur'an membuka pintu dunia baru, tentang kesadaran diri secara berurutan sampai kepada kesadaran yang universal. Ungkapan ini tidak terikat oleh suatu aliran tertentu. Saat dimana muncul ketikan dihadapkan persoalan manusia terdorong untuk memikirkan eksistensi. Ungkapan hakikat manusia mengacu kepada kecenderungan tertentu secara berurutan dalam memahami manusia. Hakikat mengandung makna sesuatu yang tetap, tidak berubah-ubah. Yaitu identitas esensial yang menyebabkan sesuatu menjadi dirinya sendiri. Kesadaran universal Apabila zat-zat, tubuh manusia dan benda-benda dalam alam sudah dipahami sebagai rangkaian kejadian-kejadian, serta menurut kemauan sunatullah. Maka sebenarnya atom-atom atau zarrah bergerak bukan atas kemauannya sendiri, akan tetapi ada sosok yang bukan dirinya. Dimana atom-atom itu bergerak mengikuti kekuatan yang maha besar. Benda-benda kecil itu hanya patuh terhadap yang tidak bisa diperbandingkan dengan sesuatu. Wujud itu begitu absolute. Menghayati mulai dari kesadaran fisik sampai kepada kesadaran transendental dimana sejatinya manusia adalah sesuatu yang bukan fisik.
Al Ghazaly yang hidup pada abad pertengahan tidak terlepas dari kecenderungan umum pada zamannya dalam memandang manusia. Didalam buku buku filsafatnya ia mengatakan bahwa manusia mempunyai identitas esensial yang tetap, tidak berubah-ubah yaitu  jiwanya. Yang dimaksud an nafs adalah substansi yang berdiri sendiri, tidak bertempat dan merupakan tempat pengetahuan intelektual yang berasal dari alam malakut atau alam amr. Ini menunjukkkan esensi manusia bukan fisiknya dan bukan fungsi fisik. Sebab fisik adalah sesuatu yang mempunyai tempat. Dan fungsi fisik adalah sesuatu yang tidak berdiri sendiri. Keberadaannya tergantung kepada fisik. Hakekat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, diciptakan dalam bentuk paling sempurna. Manusia adalah makhluk spiritual yang akan menjalani fase-fase peristiwa kehidupan baik sebelum lahir, sekarang maupun setelah mati. Spiritual merupakan aspek non fisik yang mampu memberikan kekuatan manusia untuk lebih dari sekedar hidup. Bukti akan hakekat manusia sebagai makhluk spiritual mungkin dapat ditunjukkan dengan beberapa contoh berikut.
            Pada dasarnnya ada tiga aspek pokok dalam diri manusia yaitu fisik, mental dan spiritual. Aspek fisik merupakan segala hal yang dapat dirasakan oleh panca indra manusia. Aspek mental yang membedakan manusia dengan dengan makhluk lain. Dengan adanya mental manusia dapat berfikir, mempertimbangkan dan mengambil keputusan untuk suatu permasalahan. Sedangkan spiritual dapat diibaratkan sebagai navigator kehidupan. Dia yang akan memberikan warna dan arah dari kehidupan yang dijalani manusia.

 Ginanja Agustian, Ary.2001.Emotional Spiritual Quotient. ARGA Publhising : Jakarta
E. Papalia, Diane, dkk. 2009.Human Development. Salemba Humanika : Jakarta.
Munib, Achmad. 2009. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Unnes Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar